Sabtu, 13 Agustus 2011

Masjid Besar Kauman



Masjid Besar Semarang, atau yang sering disebut masjid kauman merupakan masjid kuno yang mempunyai ciri khas. Komplek masjid ini dibatasi oleh pagar tembok dan pagar besi. Masjid ini mempunyai gapura dengan tertara empat inskripsi pembangunan masjid dalam empat bahasa. Masjid ini mempunyai ciri arsitektur pantai utara jawa, bila dilihat dari bentuk atapnya. Namunjika dilihat dari pintu gerbang masjid dengan lengkung-lengkung pintunya yang berbentuk rangkaian daun waru, maka masjid kauman juga mempunyai ciri arsitektur PErsi atau Arab. Pondasi dari batu yang memikul struktur yang terdiri dari dinding batu bata dengan kolom-kolom ditengah yang banyak dengan dimensi yang cukup besar. Denah masjid ini terdiri dari ruang ibadah utama, ruang ibadah wanita, ruang berwudhu dan serambi. Bentuk ruang ibadah utama adalah bujur sangkar. Didepan serambi terdapat menara. Pada serambi kiri, kana dan depan terdapat tiang-tiang yang terbuat dari kayu dengan konsol-konsol besi. Pada serambi ini terdapat balok kayu yang berfungsi sebagai penyangga atap serambi dan teritisan dari seng gelombang. Kolom-kolom yang terdapat pada ruang ibadah utama mempunyai diameter kurang lebih satu meter dan tebel dindingnya 80cm. Bentuk atap limasan bertingkat tiga, dan puncaknya diberi hiasan mustaka yang bentuknya mengingatkan kita pada mustaka Mesjid Agung Demak di Kadilangu. Bahan atap dari genting. Entrance utama berupa gerbang masuk gapura dan pada samping (tepatnya pada jalan alun-alunbarat) terdapat pintu masuk. Diatas pintu terdapat lubang angin dengan bentuk lengkung bususr yang atasnya lancip. Lubang angin ini dilengkapi dengan ornamen-ornamen. Jendela juga diselesaikan dengan ornamen. Pada ruang mihrab yang dulu berbentuk busur kini terlihat lancip dengan langit-langit dari beton berbentuk parabola. Jendela imam diselesaikan dengan ornamen ukiran kayu. Lantai bangunan dinaikan dan dicapai dengan tangga. Lantai ini terbuat dari tegel porselin.

Masjid Kauman merupakan rangkaian perkembangan dari sejarah pembangunan masjid di Semarang. Masjid pertama di Semarang. Masjid pertama di Semarang dulu terletak di daerah mugas yang didirikan oleh Kyai Ageng PAndana Arang. Ketika beliau hijrah ke kota Semarang bagian bawahan dan mendirikan kabupaten bubakan dan mendirikan masjid sebagai tempat ibadah. Namun letak dari masjid itu tidak dapat dipastikan. Peta kuno Semarang tahun 1965 yang tersimpan di Rijks Archief di belanda, menggambarkan bahwa pada waktu masjid Semarang terletak di sebelah timur laut dari kabupaten semarang yaitu di daerah Pedamaran. Pada tahun 1741 masjid itu beralih ke suatu kawasan yaitu kawasan dimana sekarang berdiri Masjid Besar Semarang. Pembangunan masjid yang terletak di komplek alun-alun Semarang itu merupakan suatu masjid paling besar di Semarang yang akhirnya mengabadikan nama Kyai Adipati Surohadimenggola II sebagai pendiri pertama Masjid Besar Kauman Semarang. Hasil pembangunan masjid itu hanya dinikmati dalam waktu singkat karena masjid tersebut terbakar. Peristiwa itu terjadi pada hari jum'at tanggal 11 April 1883 jam sembilan malam. Pembangunan kembali masjid ini dimulai pada tanggal 23 April 1889 atas bantuan G.I.Blume, Asisten Residen Semarang dan Kanjeng Bupati Semarang Raden Tumenggung Ckrodipoero. PEmbangunan diselesaikan pada tanggal 23 November 1890 yang dapat dilihat pada inskripsi yang tertera pada pahatan di sisi gapura masjid. Masjid ini sekarang dikenal dengan sebutan MAsjid Kauman dan semakin meningkat aktivitasnya. Penambahan ruang-ruang disamping bangunan utama yang meliputi kantor pengelola, ruang wudhu dan menara dari rangka baja. (sumber : semarang.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar