Sabtu, 13 Agustus 2011

Komplek Susteran Fransiskanes




Komplek Susteran Fransiskanes yang memanjang dari Jl. R.Patah sampai Jl. Setasiun Tawang terdiri atas bangunan kapel, susteran, TK Santa Theresia, SD Santa Clara dan balai pengobatan. Bagnunan yang kelihatan menonjol adalah kapel, yang merupakan bangunan setangkup dengan facade tunggal tidak bertingkat. Pintu masuk kapel ini tidak menghadap kejalan, seperti pada umumnya, akan tetapi membelakangi jalan. Yang lebih dipentingkan disini rupa-rupanya bagian altar diletakkan pada bagian timur supaya cahaya matahari dapat masuk kedalam ruang altar melewati kaca berbingkai timah yang berwarna-warni. Ruang altar ini benar-benar ditonjolkan dengan struktur tersendiri yang berbentuk segi banyak. Pondasi dari batu memikul srtuktur dinding bata yang terendah. Jendela dengan bentuk ambang atas meruncing ke arah atas, mewakili gaya arsitektur Gotik. Atap bangunan pelana yang menjulang tinggi dengan belvedere kecil di puncaknya yang memiliki atap meruncing pula. Bangunan ini dibatasi dengan jalan raya dengan pagar tembok yang cukup tinggi. Bangunan sekolahnya, juga merupakan bangunan setangkup dengan fasade tunggal dan bertingkat. Bentuk atapnya pelana majemuk yang bersilang. Strukturnya juga dari dinding batu bata memikul yang trrendah. Jendela dengan daun ganda dengan krepyak, pada bagian atas jendela terdapat jendela list dengan bentuk lengkung (laantai1) dan setengah lingkaran (lantai 2). Jelas sekali pengaruh gaya Renaissence di sini. Bangunan lain yaitu terletak di sudut pertemuan Jl. Ronggowaarsito dengan Jl. R.Patah, menonjolkan batu bata terendah pula. Seluruh komplek ini dipagari oleh tembok yang cukup tinggi disisi Jl.Ronggowaarsito, dengan beberapa bukaan berupa gerbang.

Pada tahun 1808 Pastor Lambertus Prinsen memprakkarsai pendirian Rumah Yatim Piatu Katholik di Semarang. Dua puluh tahun kemudian, tanah tempat Rumah Sakit Tentara di beli dan belakangan dipakai untuk susteran ketika seeklompok suster dari ordo Fransiskanes datang pada tahun 1870. Komplek susteran ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda M.NEstman. PErletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 16 Pebruari 1906, seperti tertulis pada prasasti di komplek itu. Susteran ini pernah menjadi PAnti Asuhan Katholik (RK Weeshuis) untuk putra. Pada tanggal 15 juni 1915 karena diperoleh lahan yang lebih lapang di Jl.dr.Wahidin, bagian putra dipindahkan kesana dan di kompleks Susteran ini hanya diasuh anak-anak perempuan. Pada masa menjelang akhir pendudukan Belanda, komplek ini menjadi markas tentara Gurkha.(sumber : semarang.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar